Lahir Baru Dalam Masa Pandemi?
"Truly, truly, I say to You, unless one is born of water and The Spirit, he cannot enter The Kingdom of God." (John 3:5 ESV).
Percakapan Yesus dengan Nikodemus yang kita baca hari ini sebenarnya mau mengingatkan kita kepada tugas perutusan kita melalui pembaptisan. Kita bisa memperhatikan ada dua komponen dalam pembaptisan agar kita mendapatkan keselamatan, yaitu air dan Roh. Dua komponen dalam pembaptisan ini memang saling berkaitan dan tidak
dapat dimaknai secara terpisah. Keduanya saling mengisi dan memperbarui
kehidupan kita supaya benar-benar mengalami hidup baru.
1. Air
Air melambangkan pertobatan, pencucian, dan pemurnian jiwa dari dosa-dosa yang lama. Dengan pembaptisan kita telah dibebaskan dari segala dosa dan dijadikan manusia baru.
2. Roh
Hidup baru yang kita miliki harus terus dipergerakkan oleh Roh Tuhan. Tentu kita tetap bisa berbuat sesuai dengan kehendak bebas kita. Tapi juga perlu diingat bahwa kehendak bebas manusia masih seringkali dipengaruhi oleh hawa nafsu dan berbagai keinginan daging lainnya (bdk. Mat 26:41). Oleh karena itu perlu tuntunan Roh yang lebih kuat untuk memimpin dan mengisi hidup kita sehingga menghasilkan buah.
Hari-hari ini kita sedang "diuji" dengan adanya penyebaran virus corona. Hingga kemarin (per 19 April 2020) telah terkonfirmasi 6.575 kasus positif di Indonesia. Dalam masa-masa pandemi COVID-19 seperti saat ini, bagaimana kita bisa benar-benar menghayati sukacita Paska dan kelahiran baru dalam pembaptisan?
Jawabannya sederhana, kembali mengijinkan hidup kita dituntun oleh Roh, bukan roh. Roh Tuhan yang diberikan-Nya melalui pembaptisan akan menuntun kita untuk berbuat sesuai kehendak-Nya pula. Ambillah waktu untuk hening sejenak dan menjumpai Tuhan dalam doamu. Mintalah tuntunan kasih-Nya bagi kita dalam menjalani masa pandemi saat ini, dan tanyakan apa yang bisa kita lakukan untuk ambil bagian dalam memerangi virus yang sedang mewabah saat ini.
Aku secara pribadi juga merasakan kesedihan karena masa self quarantine ini tidak seindah yang kita bayangkan. Kita membayangkan bisa terbebas dari segala pekerjaan atau santai dan bermalas-malasan di rumah. Tetapi nyatanya sekarang kita masih juga melihat banyak orang yang mulai bosan dan tidak bisa menahan lebih lama lagi untuk tidak keluar rumah. Kesedihan itu semakin terasa bagiku ketika hanya bisa beribadah dari rumah saja.
(Sumber: merdeka.com) |
Mealui permenuungan ini aku bersyukur karena Tuhan menggerakkan banyak jiwa untuk terdorong berkorban di tengah-tengah pandemi saat ini. Dengan segala kemampuan yang mereka miliki, banyak orang sudah tidak lagi acuh dengan apa yang terjadi di sekitar kita. Mereka yang diberi kecukupan materi menyumbangkan sebagian yang mereka miliki, mereka yang memiliki kekuatan fisik rela turun ke jalan untuk berbagi sembako, atau mereka yang memiliki talenta musik dan bernyanyi rela disibukkan dengan mengadakan persekutuan online melalui berbagai media.
Lantas apa yang kamu lakukan? Jangan berkecil hati jika belum memiliki kemampuan-kemampuan yang sama seperti itu. Kita tetap bisa berperan dengan mendoakan negara dan dunia ini, tim medis yang bergerak di garis terdepan, pemerintah dengan segala upayanya, dan masih banyak lagi. Kita juga tetap bisa memberi teladan untuk tetap stay at home dan mengajak orang yang Kita cintai untuk tetap menjaga kesehatan di rumah masing-masing. Apapun yang kita lakukan, asal dengan cinta yang besar, maka akan menghasilkan buah yang berkelimpahan juga. Semoga sukacita Paska terus mendorong kita untuk memperbarui hidup dan dilahirkan kembali dalam Roh.
Stay Safety, Stay Healthy.
Tuhan memberkati kita di masa pandemi saat ini.
Comments
Post a Comment