Sakramen: Tanda Nyata Misteri Kristus

Berbicara tentang Gereja Katolik, cukup menarik untuk mengetahui lebih dalam 7 Sakramen yang ada di dalamnya. Bagaimana tidak, sakramen sudah menyatu dengan segala aktivitas iman kita. Meskipun melekat dalam berbagai kegiatan menggereja kita, tetapi banyak umat Katolik yang tidak memahami apa itu Sakramen, apa maknanya, apa tujuannya, dan mengapa kamu menerimanya. Apakah kamu salah satunya? Mari belajar bersama agar kita tidak hanya menjadi Katolik e-KTP :)
Apa itu Sakramen?
Sakramen berasal dari Bahasa Yunani 'mysterion' yang kemudian dijabarkan ke dalam Bahasa Latin 'mysterium' dan 'sacramentum'. Keduanya saling berkaitan. Sacramentum mengandung arti tanda yang kelihatan dari keselamatan yang tak kelihatan (mysterium). Sakramen merupakan tanda (yang terlihat) dari misteri Kristus (yang tak terlihat) yang bekerja di dalam Gereja-Nya oleh kuasa Roh Kudus (KGK 774). Gereja sendiri adalah "Sakramen Keselamatan" yang menjadi tanda rahmat Allah dan sarana mempersatukan Allah dan Manusia (KGK 775, Lumen Gentium 1). Maka dalam perannya sebagai "Sakramen Keselamatan", Gereja dipercaya oleh Kristus untuk membagikan rahmat Tuhan di dalam 7 sakramen, supaya kita semua yang turut ambil bagian di dalam sakramen, diselamatkan dan dipersatukan oleh Allah melalui Kristus sendiri (KGK 1129).
Untuk memahami prinsip dasar adanya sakramen di dalam Gereja, kita harus memahami prinsip 'jiwa dan tubuh' dengan baik. Jika kita masih berpikiran bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan iman hanya berasal dari kerohanian dan tidak ada hubungannya dengan jasmaniah kita, kita berada di pemikiran yang salah. Manusia diciptakan Allah dengan jiwa dan roh, maka keduanya adalah satu kesatuan. Apa yang kita imani (dalam roh) harus terpancar melalui sikap kita (dalam tubuh). Prinsip yang sama pula kita gunakan untuk menggambarkan Gereja yang dijiwai Roh Kristus, harus terpancar dalam 'fisik Gereja' yaitu kita semua sebagai umat Allah.
Allah (yang kudus) tidak mungkin merendahkan Gereja (sebagai tubuh) karena dosa-dosa manusia. Justru rahmat Tuhan menyempurnakan dan memuliakan supaya kita dapat bersatu dengan jiwa Allah yang kudus. Rahmat inilah yang kita terima melalui sakramen. Sakramen menjadi sarana rahmat Allah sehingga rahmat itu bisa dirasakan oleh 'jasmani' Gereja, yaitu kita umat-Nya.
Mengapa Tuhan mendirikan sakramen?
Ada beberapa alasan Tuhan mendirikan sakramen bagi Gereja. Dikutip dari Roman Catechism:“Why the Sacraments were Instituted“, beberapa alasan tersebut adalah:
#1 Karena keterbatasan pemikiran manusia yang memahami sesuatu menurut perantaraan benda-benda yang kelihatan.
#2 Karena pemikiran manusia selalu menginginkan tanda sebagai pemenuhan janji.
#3 Sakramen menjadi sesuatu yang selalu ada sebagai ‘obat’ rohani demi kesembuhan jiwa dan raga. 
#4 Sakramen adalah tanda/ lambang yang menandai umat beriman.
#5 Sakramen merupakan perwujudan iman, “karena dengan hati orang percaya dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan” (Rm 10:10). 

7 Sakramen Gereja
Secara umum, kehidupan manusia ditandai oleh 7 hal penting, begitu pula dengan kehidupan rohani kita. Kelahiran rohani ditandai dengan sakramen Pembaptisan, di mana manusia dilahirkan kembali di dalam air dan Roh (Yoh 3:5). Kita menjadi dewasa dalam iman karena Roh Kudus melalui sakramen Penguatan (Kis 1:5). Kita bertumbuh makan santapan rohani melalui sakramen Ekaristi (Yoh 6: 51-56). Jika rohani kita sakit (kita berdosa), kita dapat 'berobat' melalui sakramen Tobat/ Pengakuan dosa (Yoh 20: 22-23). Setelah kita dewasa, kita bisa hidup sesuai dengan passion kita. Jika kita terpanggil untuk hidup selibat, Allah memberikan kuasa untuk melakukan tugas-tugas suci melalui penerimaan sakramen Tahbisan Suci/Imamat (Mat 19:12). Jjika kita terpanggil untuk hidup berkeluarga, kita menerima sakramen Perkawinan (Mat 19:5-6). Pada saat kita sakit jasmani ataupun saat menjelang ajal, kita dapat menerima sakramen Pengurapan orang sakit, yang dapat membawa rahmat kesembuhan ataupun persiapan bagi kita untuk kembali ke pangkuan Allah Pencipta (Yak 5:14).
Sebagai catatan, Ketujuh sakramen ini ditetapkan melalui Konsili di Trente (1564) untuk menolak dua sakramen (Baptis dan Ekaristi) menurut pandangan gereja Protestan. Sebagai umat Katolik, kita mematuhi apa yang ditetapkan oleh Magisterium Gereja Katolik, sebab mereka penerus para rasul, yang meneruskan doktrin dan ajaran dengan kemurniannya.
Melalui sakramen, kita mendapatkan rahmat pengudusan, berpartisipasi dalam kesatuan dengan Allah Tritunggal, serta menguatkan 'karakter' diri kita dalam menjalani hidup (Roman Catechism: Effects of the Sacraments”). Hadiah luar biasa yang kita terima harus kita pahami dan hargai sebagai rahmat ilahi. Karena rahmat yang kita terima bersifat ilahi, kita harus memperlakukannya dengan hormat dan sikap yang benar agar dapat menerima buahnya (KGK 1131). Jangan sia-siakan rahmat itu, yuk cintai sakramen-sakramen yang telah kita terima.

Sumber: katolisitas.org

Comments

Popular posts from this blog

#1 Sakramen Baptis: Awal Hidup Baru

Pacaran? Ini Pandangan Gereja